Rabu, 02 November 2011

AYAM ARBAIN, Ayam Buras Prosfektif

Ayam buras (bukan ras) merupakan istilah yang diberikan pada jenis-jenis ayam local asli Indonesia. Pemakaian istilah tersebut digunakan untuk membedakan antara jenis ayam local  denan jenis ayam unggul impor yang biasa disebut ayam ras.
Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan ayam buras (Ayam Kampung ) karena memang secara turun temurun dan telah berabad -abad lamanya masyarakat Indoesia memelihara ayam jenis ini, sehingg kebutuhan protein hewani asal ayam ini hamper seluruhnya dipenuhi oleh ayam kampung, terutama sebelum tahun tujuh puluhan.
Sejalan dengan perkembangan penduduk dan meningkatnya kebutuhan daging ayam meningkat denan pesat. Ketersediaan ayampun menjadi berkurang. Oleh karenanya pemerintah mengembangkan peternakan ayam ras guna mengantisipasi permintaan produk ayam. Beberapa tahun kemudian ayam ras mendominasi pasokan produk ayam. Kendatipun demikian tidak berarti ayam buras tidak berkembang, hanya saja laju perkembangan ayam buras  (Ayam Kampung) sangat lamban dibanding ayam ras.
Pesatnya perkembangan ayam ras hanya semata – mata untuk memecahkan permintaan daging asal ayam bukan karena selera, sehingga sampai saat ini selera masyarakat terhadap daging ayam buras tidak dapat digantikan dengan ayam ras karena memiliki karakteristik yang khas. Tidak dipungkiri bahwa ayam buras masih dikatagorikan sebagai primadona ayam karena memiliki daya tarik seperti, harganya yang selalu mengalami peningkatan dan fluktuasi harganya relative tetap. Selain itu sisitim penjualannya tidak didasarkan pada satuan berat (kilogram) tetapi dalam satuan ekor (untuk daging) dan butir (untuk telur). Ayam buras juga memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibanding ayam ras, sehingga dikatakan ayam yang memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk. Pada kenyataannya , meskipun pemeliharaan ayam buras dilakukan secara intensif namun pertumbuhan dan produktivitas telurnya masih jauh lebih rendah, penggunaan pakan yang kurang efisien, dibanding ayam ras karena  kualitas ayam buras secara genetis masih rendah.
Ayam Arbain merupakan ayam buras hasil persilangan Ayam Ras, Bangkok dan Kampung kemudian dengan Ayam Arab, sedemikian rupa sehingga didapatkan jenis ayam yang cukup produktif baik dari sisi pertumbuhan maupun dari telur.
Produktivitas Ayam Arbain mendekati Ayam Arab, hen day-nya mencapai 60%, sedangkan Ayam Arab berkisar 60 – 65%. Dengan kata lain produksi telur Ayam Arbain bisa mencapai 150 – 200 butir pertahun. Pertumbuhannya cukup cepat dan pakannya relative irit. Dalam tempo 6 minggu, bobot Ayam Arbain bisa mencapai 0,5 – 0,7 kg dengan menghabiskan pakan  rata-rata  0,7 – 1kg perperiode. Jadi pertumbuhan Ayam Arbain lebioh cepat dibandingkan dengan yam kampung biasa yang membutuhkan perawatan 4 – 6 bulan untuk mencapai bobot 1 – 1,8 kg, dan menghabiskan pakan lebih banyak.

Tekstur Ayam Arbain lebih lunak dibanding ayam kampung, tetapi lebih padat dibanding ayam broiler (ras).
Fenomena kebutuhan akan telur dan daging asal ayam dari tahun ketahun teus meningkat. Jika pada tahun 1995 hanya 125.000 ton, pada pertengahan tahun 2001 meningkat menjadi 133.000 ton. Ini berarti terjadi peningkatan permintaan dan usaha produksi telur ayam kampung. Diperkirakan prduksi telur akan terus meningkat seiring dengan meningkatknya permintaan dari dalam dan luar negeri.
Sampai saat ini, menurut data Direktorat Jendral Peternakan, Departemen pertanian RI, ada 10 provinsi yang memiliki populasi ayam kampung terbesar. Diantaranya adalah Jawa Timur 40 Juta ekor, Jawa Tengah 35 Juta ekor, Jawa Barat 30 Juta ekor, Sumatera Utara 25 Juta ekor dan Sumatera Selatan 20 Juta ekor. Dari jumlah 265 Juta ekor ayam, produksi daging ayam buras pada tahun 2001 mencapai 350 ribu ton dan produksi telurnya 133 ribu ton.
Usaha ayam Buras berperan penting pada masa mendatang dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Dengan potensi Ayam Arabain yang cukup besar, tidak ada salahnya jika pemerintah mencoba mengalihkan usaha budi daya ayam ini ke skala kecil dan menengah.
PERENCANAAN USAHA
Usaha apapun, termasuk usaha petrnakan ayam, harus dilakukan berdasarkan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai factor penunjang dan factor penghambat yang berasal dari dalam dan luar. Dengan kata lain perencanaan adalah sebuah peta yang dapat menuntun kita dalam mencapai tujuan akhir. Berikut akan dipaparkan tahapan tahapan penyusunan  sebuah rencana usaha.
  1. Inventarisasi Kekuatan
- Kesenangan (hobi)
Alangkah baiknya modal dasar usaha peternakan ayam adalah dari kesenangan atau hobi, karena dengan bermula dari hobi memberikan gairah dan usaha yang berkaitan dengan peternakan. Kesenangan adalah salah satu sumber kekuatan dalam memulai usaha peternakan ayam. –
-          Finansial
Sekecil apapun modal yang dimiliki bisa digunakan sebagai  modal awal dalam berusaha, akan tetapi jangan tergiur dengan modal besar. Sebab memulai usaha peternakan ayam harus dilakukan dengan cara bertahap sesuai petunjuk dalam menejemen peternakan. Sebaiknya mengetahui dahulu seluk beluk usaha sebelum menginvestasi secara besar-besaran.
-          Menejemen Petrnakan
Sering kita temukan peternak mengeluh bahkan jera karena tidak mengetahui menejemen peternakan secara tuntas disebabkan oleh kematian ayam yang secara mendadak. Suatu pengalaman menarik dari seorang peternak sebagai bukti keteledoran,  yang telah memiliki ayam ratusan ekor. Peternak tersebut tidak mengetahui menejemen peternakan, kapan harus divaksin, bagaimana formulasi ransom, penyakit apa saja yang sering menyerang ayam dan lain-lain. Suatu hari menjelang bertelur secara beruntun tiba-tiba ayam tersebut mati dan sebagian sakit. Peternak trsebut bingung padahal makanan yang diberikan sudah baik, kandang baik, namun yang tidak diketahui adalah penyakit yang tidak ada obatnya yaitu ND (New Castle Disease) atau dalam bahasa Lombok namanya Pokpok atau Mokpok. Apa yang terjadi  ? Usaha yang enam bulan lenyap hanya bebrapa hari. Ini berarti financial tidaklah cukup untuk membuat sukses.
-          Jenis Ayam,
Pemilihan jenis ayam sangat menentukan keberhasilan beternak ayam. Apakah bertujuan untuk petelur atau pedaging. Apakah jenis ayam Ras atau Buras. Tujuan dan jenis ayam disesuaikan dengan luas lahan, lingkungan, jumlah finansial dan kesukaan konsumen. Suatu contoh memelihara Ayam Ras Broiler (pedaging) tidak bisa tangung-tanggung dengan modal seadanya karena disamping ayam jenis ini membutuhkan ransom yang berkualitas juga persaingan cukup tinggi karena telah dimonopoli oleh perusahaan besar baik dari pakan maupun pemasarannya, demikian pula dengan Ayam Ras Layer (petelur).
Mengingat penduduk Indonesia  lebih menyukai ayam jenis kampung maka seyogyanya kita mencari peluang usaha yang sesuai dengan kesukaan masyarakat setempat.
  1. Inventarisasi Kelemahan dan kendala
Intropeksi kelemahan adalah merupakan langkah awal dalam menuju keberhasilan karena sejak dini dapat diantisipasi dan menghindari kemungkinan akan terjadi. Jika pengetahuan tentang petenakan dirasakan masih kurang maka tentunya sebelum memlihara harus mencari ilmu tentang peternakan ayam. Jika modal awal kurang maka tentunya memulai beternak sedikit dahulu. Perjalanan yang ber mil-mil dimulai dari selangkah.
  1. C.    Menentukan skala dan menetapkan tujuan usaha
Berdasarkan inventaris kekuatan dan kelemahan diatas, dapat digambarkan skala usaha mana yang akan dipakai untuk memulai usahanya. Bagi peternak yang belum mempunyai pengalaman yang memadai tentunya skala kecil adalah pilihan yang bijaksana yang kemudian secara berangsur angsur ditingkatkan sampai pada akhirnya berskala besar.
Biasanya pada peternak pemula atau skala kecil tujuan usha tidak focus apakah khusus menghasilkan telur, bibit atau daging. Akan tetapi tujuan usaha sebaiknya berfokus pada produksi akhir, misalnya telur, bibit  atau daging. Tujuan usaha dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, misalnya  Tahun Pertama (jangka Pendek 1 tahun) adalah untuk mengembalikan investasi dan perbaikan mutu genetic dengan menjual telur konsumsi dan daging. Kemudian Jangka menengah bertujuan untuk memperoleh keuntungan memadai dengan menjual telur konsumsi DOC yang bermutu dan ayam kionsumsi. Sedang jangka panjang  diupayakan untuk memfokuskan kegiatan atau tujuan usaha, misalnya menjual bibit ayam petelur yang berkualitas atau ayam pedaging. Alangkah baiknya jika dideversifikasi dengan membuat pakan sendiri dengan menejemen yang terkontrol dan terorganisir.
  1. D.    Memulai Bekerja dan Evaluasi kegiatan.
Kegiatan-kegiatan diatas adalah langkah-langkah dalam memulai bekerja dan sekarang mulailah beternak paling tidak dengan skala kecil tapi ingat bahwa setiap usaha evaluasi tidak bolah dilupakan karena denan evaluasi yang disiplin akan sangat menentukan keberhasilan. Evaluasi bisa dilakukan setiap hari, setiap minggu atau setiap bulan atau evaluasi tahunan. Evaluasi harian berkenaan dengan kegiatan dalam kandang baik terhdap kesehatan ayam, produksi dan keadaan lingkungan. Sedangkan evaluasi mingguan, bulanan atau tahunan adalah evaluasi dari keadaan kandang setiap hari.
A. JENIS-JENIS AYAM
1. Ayam Kampung.
Ayam buras ini tersebar diseluruh daratan Indonesia samapai saat ini masih dikatagorikan sebagai komoditas primadona ayam dikarenakan keunggulan-keunggulannya yang spesifik terutama teste (rasa)nya yang khas, tekstur dagingnya tidak terlalu lembik dinilai cocok untuk ukuran orang Indonesia, kualitas telur yang konon lebih baik dari ayam ras, sehingga masyarakat lebih memilih telur ayam kampung sebagai bahan pencampur jamu dan salah satu yang menyebabkan harga telur ayam kampung lebih tinggi, mudah dipelihara, terbukti sejak bertahun-tahun dengan pemeliharaan seadanya ayam kampung mampu bertahan hidup dan berproduksi, kendatipun pertumbuhan dan produktivitasnya rendah disamping akibat dari  mengeram.
Konon Ayam buras yang kita kenal sekarang ini merupakan jenis ayam hutan liar yang telah mengalami seleksi dan selanjutnya dijinakkan oleh manusia selama ratusan tahun, bahkan ribuan tahun jenis ayam hutan mengalami seleksi alamiah berdasrkan situasi lingkungan yang berbeda, antara lain melalui perkawinan antar jenis ayam hutan sehingga tercipta varietas-varietas baru. Oleh sebab itu interaksi antara ayam buras dengan lingkungannya sudah ada keterpaduan yang sangat dominan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga jika salah satu dari kedua unsur tersebut diubah, akan menyebabkan ketidak seimbangan. (Bambang A.M.,2000)
2. Ayam Bangkok
Berdasarkan namanya Ayam Bangkok diduga berasal dari Negeri Bangkok yang dibawa oleh orang-orang yang hobi dengan ayam-ayam aduan karena spesifikasi dari ayam bangkok ini dominan digunakan sebagai ayam aduan. Sebagaimana kelemahan ayam kampung Ayam Bangkok dalam hal produktivitas telur dan mengeram sama dengan ayam kampung, tetapi memilki kelebihan dalam hal kepadatan daging dan pertumbuhannya relatif lehih tinggi dibanding Ayam Kampung.
Ayam Bangkok yang tersebar diIndonesia khususnya di Lombok terdapat bebrapa nama yang konon memiliki perbedaan pukulan dan kekuatan, misalnya Ayam Bangkok Turis, Ayam Bangkok Siem, Ayam Bangkok Regen dan lain-lain. Keakraban Ayam Bangkok dengan Masyarakat menyebabkan harga Ayam Bangkok relatif mahal kendatipun untuk konsumsi, padahal daging Ayam Bangkok dewasa lebih alot dibanding Ayam Kampung.
3. Ayam Arab
Ayam Arab adalah Ayam Brakel Kriel-Silver, yang berupakan ayam asli Belgia. Disebut Ayam Arab karena pada pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi selain itu juga karena keberadaannya diIndonesia melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan haji dari Makkah (Anonimous)
Secara genetis Ayam Arab tergolong galur yam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab ini untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam Arab memilki  warna kulit yang shank (Abu kehitaman) dan dagingnya yang tipis, sehingga dagingnya kurang disukai masyarakt. Selain itu Ayam Arab juga mempunyai potensi untuk disilangkan guna perbaikan bibit ayam buras asli Indonesia sehingga didapatkan jenis ayam baru yang memiliki produksi telur tinggi dan daging yang disukai masyarakat.(Anonimous)
4. Ayam Ras
Ayam ras yang dipelihara oleh peternak paeda saat ini berbeda dengan ayam ras yang dipelihara oleh peternak pada saat sebelum tahun tujuh puluhan. Pada saat tahun tujuh puluhan, ayam ras yang dipelihara merupakan jenis -jenis bangsa murni (pure breed), seperti Leghorn, Austrolop, dan Rhode Island Red. Namun saat ini ayam ras yang dipelihara merupakan strain-strain hasil dari perusahaan pembibitan (breeder farm). Jenis-jenis ayam ras yang umum dipelihara oleh masyarakat, yaitu jenis-jenis ayam petelur coklat atau type medium, antara lain :
1.Lohman Brown.
Pada umur 20 minggu berat tubuhnya sekitar 1,6-1,7 kg, dan pada akhir produksi 1,9-2,1kg. Produksi telur  sekitar 305 butir per tahun dengan berat telur rata-rata 63,5-64,5 gram. Konsumsi pakan sampai umur 20 minggu sekitar 7,4-7,8 kg dan pada saat produksi  sekitar 110-120 g/ekor/hari d(Edjeng S.,2005)
2. CP 909
Bulu ayam strain CP 909 berwarna coklat kemerahan. Berat tubuh saat awal produksi (5% HDP) sekitar 1,550 gram dan pada saat akhir produksi 1,9 – 2,05 kg. Produksi telurnya mencapai 300-305 butir pertahun. Berat telur sekitar 60 gram. Konsumsi ransum saat produksi 110-120 gram/ekor/hari dengan konversi pakan 2,1-2,2 kg pakan/kg egg mass.(Edjeng S.,2005)
2. Super Harco
Bulu Super Harco berwarna hitam dengan hiasan merah. Kulit telur berwarna coklat. Produksi telur tertinggi 300 butir/ tahun. Pada saat berumur 1-7 hari, ayam jantan dan betina dapat dibedakan dari warna bulunya. Ayam jantan berwarna hitam dengan bintik putih dikepala, sedangkan ayam betina berwarna hitam polos.(Edjeng S.,2005)
3. Plymouth Rock
Ayam Plymouth Rock adalah jenis ayam yang mempunyai  warna bulu lurik hitam-putih. Produksi telurnya sekitar 300 butir pertahun. Berat tubuh ayam betina dewasa sekitar 2 kg dan jantan sekitar 3-3,5 kg. Ayam plymouth Rock ini sudah jarang kita temukan dipasaran tetapi dalam persilangan Ayam Arbain justru Ayam jenis ini yang dipergunakan.
A. Mengenal Ayam Arbain dan Asal Usulnya
Pada Tahun 2000 kami mendapatkan Ayam Ras yang diduga Ayam jenis Plymouth Rock karena berwarna lurik dari salah seorang teman. Pada saat itu jenis ayam seperti itu sudah mulai langka, barangkali DOC-nya sudah tidak diproduksi yaitu sebanyak 12 ekor (Jantan 8 ekor dan betina 4 ekor). Setelah dipelihara sampai dewasa  ternyata produksi telurnya masih bagus sekitar 80%. Kemudian dikawinkan lagi dengan saudaranya (Inbreeding). Hasil dari perkawinan tersebut sebagai cikal bakal dari Ayam Arbain sekarang ini.
Ide untuk menyilangkan ayam-ayam tersebut bermula ketika menjual afkiran Ayam Arab selalu dihargakan sangat rendah dengan alasan “Ayam Ras”, mungkin karena warna bulunya yang belum akrab dengan masyarakat, bukan itu saja tubuhnya yang tipis dan kulitnya yang keabuan memang kurang disukai. Sementara Ayam Ras Lurik dari segi warna memang tidak ada masalah hanya karena bentuknya yang Seperti ayam ras sehingga harganya masih dikatagorikan harga afkiran ayam ras. Kendati demikian tidak menyurutkan maksud untuk mencari solusi hingga mulai mencoba menyilangkan beberapa jenis ayam sampai menjadi Ayam Arbain.
Ayam Arbain adalah jenis ayam hasil persilangan antara beberapa jenis ayam. Karena persilangan dari beberapa jenis ayam sehingga fostur tubuhnya berbeda dengan ayam tetuanya. Kata ARBAIN adalah singkatan dari Ayam Racikan BAhrul aIN. Nama yang menyilangkan ayam tersebut.
CIRI MORFOLOGIS DAN KEUNGGULAN AYAM ARBAIN
Ciri morfologis merupakan cirri=cirri ayam yang terlihat dari luar, yaitu sosok baannya. Ayam Arbain merupakan jenis ayam hasil persilangan yang mempunyai cirri cukup khas yaitu warna bulunya elatif seragam dan pertumbuhannya cukup baik.
Jika dilihat dari sosok badannya, Ayam Arbain memiliki cirri-ciri yaitu:
Badan              : besar, bobot lebioh besar dari ayam kampung
Kaki/ Cakar     : putih, kuning dan lurik-luruk
Jengger            : Ayam Arbain pedaging jengger menyerupai Ayam Bangkok. Sedang petelur besar, tegak berbentuk tunggal.
Warna bulu      : belum mempunyai warna khas tetapi dominant lurik hitam dan kuning.
Telur                : lebih besar dari ayam kampung dan ayam Bangkok. Dengan warna telur dominant putih sampai putih kecoklatan.
Ayam Arbain betina maupun jantan memiliki penampilan yang menarik, yaitu tubuhnya besar dan tgap, warna bulunya lurik hitam atau lurik kuning keemasan.
Ayam Arbain pertama bertelur pada umur 6 -7 bulan . Suatu penelitian menyebutkan bahwa Ayam Arbain mampu bertelur  sampai  180 butir atau lebih setahun.
Bobot ayam Arabain ketika baru menetas lebih besar dibandingkan denan ayam Bangkok maupun ayam kampung. Selain itu, bobot ayam Arbain jantan lebih besar dibanding ayam betina. Pertambahan bobot ayam Arbain  juga lebih besar dibanding ayam buras lainnya.
Rata-rata pertambahan bobot perminggu ayam Arbain
A. Produktivitas Ayam Arbain
Ayam Arbain sebagaimana dijelaskan diatas telah mengalami bentuk persilangan dari empat jenis ayam dengan maksud dapat mengambil keunggulan sifat-sifat ayam tersebut, misalnya produksi telurnya, kepadatan dagingnya, warna bulunya, warna telurnya, dan lain-lain. Berikut akan dipaparkan hasil pengkajian Ayam Arbain yang bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.
Tabel 1. Karakteristik Pertumbuhan dan Berat Telur Ayam Arbain, Arab, Arab Ras dan Ayam Kampung.









Sumber : Pengkajian Produktivitas Ayam Arbain, bekerjasama dengan BPTP NTB, 2006
Pada tabel 1. Diatas terlihat adanya perbedaan karakteristik yang cukup signifikan, yaitu pada rata-rata berat telur. Ayam Arbain 45 gr, Arab 38 gr, Bangkok 39 gr dan Ayam Kampung 32 gr. Juga terhadap berat badan dewasa berturut-turut (Jantan/Betina): Ayam Arbain 1700 gr./3000 gr. Ayam
Arab 1400 gr./2400 gr., Bangkok 1600 gr./3000 gr. Dan Ayam Kampung 1400 gr./2000 gr.

Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Pertambahan Berat Badan Ayam Arbain, Arab, Arab-Ras Bangkok, dan Ayam Kampung.











Sumber : Pengkajian Produktivitas Ayam Arbain, bekerjasama dengan BPTP NTB, 2006
Dari Tabel diatas  terlihat bahwa berat badan rata-rata  Ayam Arbain pada umur DOC adalah 25  42 gram, Rata-rata penambahan berat perminggu Ayam Arbain 85 gram dan perbulan 339 gram, Rata-rata penambahan berat perminggu Ayam Arab-Ras 68 gram dan perbulan 272 gram,. Rata-rata penambahan berat perminggu Ayam Arbain 57 gram dan perbulan 230 gram, Rata-rata penambahan berat perminggu Ayam Arbain 53 gram dan perbulan 210 gram, Rata-rata penambahan berat perminggu Ayam Arbain 57 gram dan perbulan 290 gram, Ini menunjukkan bahwa Ayam Arbain masih terlihat lebih unggul dari sisi pertumbuhan, yaitu sekotar 20  30 persen dibanding Ayam Arab, Ras-Arab, Bangkok dan Ayam Kampung.
Ayam Burs Prospektif
Ayam Arbain
Jelaslah bahwa dari Tabel 1. Dan Tabel 2. Diatas menunjukkan bahwa Ayam Arbain memiliki keunggulan-keunggulan yang lebih baik dibanding jenis ayam buras lainnya, namun kendatipun demikian untuk mendapatkan  hasil yang  optimal, maka  diperlukan  penelitian – penelitian  lebih  lanjut,  karena  kami sadar  bahwa  untuk  mendapatkan jenis Ayam Arbain yang sesuai dengan permintaan pasar dan sesuai dengan tuntutan zaman dibutuhkan waktu yang panjang, biaya yang besar dan ilmu serta teknologi yang memadai. Oleh karenanya melalui Anugrah Teknologi Tepat Guna ini penulis berharap sebagai langkah take off untuk berinovasi karena sesungguhnya permasalahan masyarkat jauh lebih hebat terutama tentang perkembangan teknologi yang semakin hari semakin maju.
Sebagaimana tujuan awal dalam penyilangan beberapa jenis ayam ini adalah untuk mengambil keunggulan dari masing-masing jenis ayam, terpadu menjadi jenis ayam yang berbeda. Berikut keunggulan Ayam Arbain adalah:
1. Pertubuhannya Relatif lebih cepat dari ayam buras.
2. Bentuk tubuh dan Warna bulunya seperti ayam buras
3. Kepadatan dagingnya menyerupai Ayam Bangkok
4. Produksi telurnya lebih tinggi dari ayam buras.
5. Rasa daging seperti Ayam Kampung
6. Warna telur menyerupai Ayam Kampung dan Bangkok.
7. Relatif tahan cuaca dingin dibanding Ayam Bangkok.
PERKANDANGAN
Dalam usaha berternak ayam, kandang tidak saja berfungsi sebagai tempat perlindungan terhadap sengatan matahari dan curah hujan , tetapi lebih ditekakan sebaai factor produksi. Kandang adalah suatu sistim yang didalamnya saling terkait berbagai factor, karena banyak factor dari sistim perkandangan , bila terabaikan akan meningkatkan kendala yang akan merepotkan pengelola.
Sebelum pembangunan kandang, perlu diperhatikan aspek-aspek yang akan menentukan konstruksi kandang. Dengan konstruksi kandang yang tepat, akan tercipta kondisi nyaman bagi ayam sehingga dapat berproduksi maksimal. Aspek yang perludiperhatikan dalam menentukan konstruksi kandang yang akan dibangun antara lain aspek ekonomis, teknis dan biologis ternak.
Dalam aspek ekonomis kandang haruslah berkonstruksi sesederhana mungkin. Untuk ukuran Indonesia yang beriklim teropis kandang terbuka sangat ideal, artinya kandang tidak tertutup rapat. Kemudian bahan bangunan kandang haruslah murah dan mudah diperoleh, seperti bamboo yang telah diawetkan, kawat besi dll.
Sedangkan aspek teknis yang perlu mendapat perhatian agar kandang yang dibangun tidak sekedar berdiri, tetapi harus kuat dan tahan lama. Tidak jarang kandang roboh diterpa angina atau rusak sebelum waktunya karena konstruksi yang salah. Kondisi demikian mengakibatkan meningkatnya biaya perbaikan yang tak teruga.
Hal hal yang perlu diperhatikan dari segi teknis adalah
Bangunan kandang harus mampu menyediakan kondisi nyaman abagi ternak dan memberikan kemudahan dalam pengelolaan ternak sehingga kesesuaian ukuran ysangat penting.
Kandang harus memiliki sirkulasi udara yang baik. Hal ini terutama untuk kandang yang dibangun dihalaman rumah yang berdekatan dengan pemukiman. Umumnya ditempat tersebut sirkulasi udara tidak begitu lancer. Panjang dan lebar kandang disesuaikan dengan kebutuhan tergantung jumlah ayam yang dipelihara. Pada pemeliharaan sistim litter permeter persegi dapat menampung 5 ekor ayam dewasa. Perlu diperhatikan bahwa kandang yang terlalu padat dapat mengakibatkan lingkungan buruk sehingga memudahkan terjangkitnya penyakit dan tingkat kematian tinggi.
Atap kandang sebaiknya jangan terlalu rendah karena panas dari sinar matahri yang diserap atap akan dipancarkan kedalam kandang dan berpengaruh langsung pada ternak. Untuk peternakan yang mempunyai lahan yang luas dan berskala menengah atau besar biasanya ada bangunan pelengkap seperti: Bangunan tempat menyimpan pakan, bangunan temp[at menyimpan peralatan atau perlengkapan kandang (gudang), angunan tempat penyimpanan produk (telur), Tempat penampungan sementara kotoran ayam, tempat pembakaran bangkai ayam, ruang penetasan dan kandang pembesaran anak ayam bagi peternak yang melalukan pembibitan dan lain lain sesuai kebutuhan.
Selanjutnya adalah Aspek Biologis,: Aspek biologis adalah semua aspek yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses-proses yang berlangsung didalam tubuh ternak. Apabila proses ters3ebut terganggu akam mengalami strss sehingga pertumbuhan atau produksi terganggu. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan ayam menderita cekaman panas, sehingga ayam akan mengurangi konsumsi pakan dan meningkatkan konsumsi air minum sehingga kotoran ayam akan menjadi cair dan kandang akan lembab dengan demikian tingkat polusi dari amoniak dapat menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatkan berbagai kasus penyakit.
SISTIM PERKANDANGAN
Kandang ayam Buras berbeda dengan kandang ayam ras karena ayam buras lebih liar dibanding ayam ras, maka kandang ren akan lebih baik digunakan. Kandang sistim ren ayam akan lebih bebas bermain. Bila lahan tidak memungkinkan bisa dipilih sistim litter atau postal dengan memperhatikan kepadatan kandang.
Berikut dipaparkan sistim kandang ayam arbain.
Sistim kandang Ayam arbain harus direncanakan sesuai dengan ketersediaan lahan. Pada perinsipnya ada 4 alternatif yang dapat dipilih.
  1. Kandang sistim ren
Kandang sistim ren merupakan kandang yang didalamnya terdapat dua bagian kandang yaitu kanang tempat beristirahat pada siang dan malam hari jika cuaca panas atau hujan yaitu berupa bangunan kanang sederhana  dengan atap yang terbuat dari rumbia atau genteng. Selain berfungsi untuk istirahat juga berfungsi untuk tempat bertelur atau tempat mengeram. Bagian yang lainnya adalah berupa halaman terbuka yang berada dilahan pekarangan yang dibatasi oleh pagar sedemikan rupa tergantung dari keinginan, situasi dan kondisi setempat. Kandang sistim ren ini sangat cocok untuk jenis ayam yang memang kebiasannya suka bermain-main seperti ayam buras dan tidak efektif untuk ayam ras. Keunggulan sistim ren adalah lebih alami bagi ayam dan untuk ayam buras dapat menghemat pakan jika lahan berupa lapangan rumput atau perdu.
  1. Kandang sistim litter
Kandang sistim ini adalah kandang tertutup  dengan melengkapi sarana yang dibutuhkan. Merupakan kandang alternative jika lahan sempit. Bahan kandang dapat berupa papan, tembok  atau anyaman bambu. Keunggulan kandang jenis ini adalah efisiensi dalam penggunaan lahan. Selain itu dapat mengurangi cekaman akibat panasnya temperature udara. Dengan sistim ini dapat mengurangi defisiensi nutrisi dari makanan, tertutama asam amino, sebab litter merupakan sumber vitamin B 12. Biasanya pada sistim litter pada bagian alas dilapisi berturut-turut dari bawah kerikil, pasir campur kapur kemudian paling atas sekam, serbuk gergaji, ampas kacang dan lain-lain.
  1. Kandang sistim Postal
Kandang sistim postal banyak dipakai pada lahan-lahan yang sempit dan terbatas, serta mengutamakan hyginitas kandang yang baik. Dikatakan postal karena bentuknya seperti panggung yang bahannya dapat berupa bilah bambu atau bahan lain. Dalam praktek kandang jenis ini memerlukan biaya yang relative lebih mahal jika dibanding dengan kandang jenis ren ataupun litter. Pada umumnya alas kandang terbuat dari bambu yang dianyam sedemikian rupa dengan kerenggangan pemasangan bilah bamboo yang tidak terlalu rengang dan tidak terlalu rapat sehingga kaki ayam tidak terperosok.
BAHAN BANGUNAN KANANG AN KONSTRUKSI KANDANG.
DAlam usaha peternakan ayam Arbain, dianjurkan untuk menggunakan bahan bangunan yang sederhana dan murah pembiayaannya. Bambu merupakan bahan yang sederhana, serbaguna, murah dan memiliki ukuran yang beragam serta mudah pengerjaannya.  Sebelum mengerjakannya usahakan memilih bamboo yang tua, bila perlu direndam atau diolesi bahan anti hama.
Beberapa bagian kandang  dan sarana kandang  yang dapat dibuat dari bamboo antara lain: Alas kandang, dinding kandang, tiang kandang, Atap kandang (usuk dan reng), pagar, tempat makan dan minum dan lain-lain.
Sementara konstruksi kandang ayam arbain berkaitan dengan factor perencanaan kandang, seperti:
  1. Tata letak dan abanguinan kandang: Dimana tata letak kandang harus sesuai dengan sisitim kandang yang akan dibuat. Kesalahan yang  berkaitan dengan taa letak, akan mengakibatkan kandang kurang berfungsi sesuai yang diharapkan. Pedoman dalam tata letak adalah sinar matahari. Diusahakan agar kandang mendapat banyak penyinaran Matahari serta aliran udara tidak limbung agar amoniak dapat dengan sempurna menguap kelur kandang, sehingga kandang tidak terlalu lembab dan tidak terlalu panas.
  2. Sudut atap bangunan kandang. Sudut atap tergantung bahan yang digunakan. Jika atap yang digunakan rumbia maka kemiringan atap diusahakan 45 derajad, genteng sekitar 35 derajad dan seng kurang dari itu.
  3. Teritis atap bangunan. Teritis atap erat kaitannya denan sinar yang masuk dan hujan. Karena pendeknya tritis atap mengakibatkakan sinar matahari banyak masuk ke dalam kandang sehingga kandang menjadi panas. Sedang jika hujan aair hujan dapat masuk dan membuat kandang menjadi becek dan lembab. Sebaiknya teritis atap disesuaikan agar tidak mengakibatkan keadaan diatas.
  4. Tinggi kandang. Tinggi kandang disesuaikan dengan lingkungan setempat. Biasanya kandang yang baik cukup 2,5 meter dari tanah.
PAKAN AYAM ARBAIN
Pada suatu usaha peternakan, pakan berperan sangat strategis. Ari aspek ekonomi, kebutuhan biaya unbtuk pakan sangat tinggi, yaitu dpat mencapai 60 – 70 % dari tototal biaya produksi. Dalam mencapai produksi yang maksimal secara biologis pakan harus berkualitas dan jumlahnya memadai. Oleh karenanya untuk mencapai produksi yang fisien dibutuhkan pakan yang murah dan mudah diperoleh serta zat-zatnya tercukupi. Sehingga pengetahuan tentang prinsip-prinsip penyususnan pakan, bahan pakan  dan kebutuhan pakan ternak perlu diketahui oleh peternak. Berdasarkan pengetahuan tersebut petrnak akan dapat merekayasa pakan sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan kondisi harga-harga bahan pakan. Denmgan demikian peternak akan dapat meminimalisir kerugian akibat fluktuasi harga seperti yang sering terjadi pada peternak ayam ras.
Sesungguhnya fungsi pakan adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan  serta untuk reproduksi. Untuk keperluan tercapainya pertumbuhan dan produksi yang maksimal maka perlu tersedia pakan yang memadai, baik junmlah maupun kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak. Berdasarkan jumlah kebutuhan zat-zat makanan harian untuk kebutuhan berbagai tujuan, dikelompokkan dalam katagori tinggi, rendah dan intermediet. Kebutuhan untuk produksi telur disebut sebagai kebutuhan pe4nggunaan tinggi (hight denand uses), kebutuhan untuk moulting sebagai kebutuhan penggunaan rendah (low demand uses), sedangkan kebutuhan penggunaan untuk pertumbuhan dan penggemukan dikelompokkan sebagaikebutuhan penggunaan intermediet.
Beberapa petenak ayam kampung petelur maupun pedaging yang sudah berhasil paa umumnya menggunakan pakan ayam ras sebagai pakan utama ayam-ayam yang dipeliharanya. Untuk mengurangi biaya pakan peternak biasanya mencampur bahan pakan dengan bahan-bahan local seperti dedak, jagung dan bungkil kedelai. Untuk membuat dan mencampur pakan secara total artiunya membuat pakan sendiri maka dibutuhkan bahan-bahan lain seperti tepung ikan, atau tepung cacing sebagai sumber protein, ampas tahu, limbah isi rumen atau limbah lainnya. Kemudian tepung tulang, tepung hijauan sebagai sumber mineral dan vitamin. Penyususunan pakan atau formulasi pakan alam berbagai literature selalu berpatokan pada prosentase kadar protein. Insya Allah dalam buku ini akan dipaparkan bagaimana meramu pakan sendiri yang dikombinasikan dengan pakan jadi sehingga dapat lebih efisien dan murah. Sebelum kita sampai pada meramu pakan alangkah baiknya kita mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pakan.
  1. Bahan Bakuy pakan tidak tercemar. Salah satu indicator fisik untuk mengetahui suatu bahan baku pakan sudah tercemar adalah dengan mencium baunya atau melihatnya bentuknya. Jika tercium bau tengik, bisa dipastikan bahan baku pakan sudah tercemar jamur. Demikian pula jika bahan baku pakan terlihat menggumpal, atau berubah warna.
  2. Bahan abaku pakan yang tercemar dapat menurunkan kualitas pakan yang akan dibuat. ABahkan akibat tercemarnya bahan tesebut dapat menyebabkan penyakit atau kematian pada ternak.
  3. Bahan baku pakan harganya relative murah. Tujuan penyusunan pakan salah satunya aalah untuk m,eningkatkan efisiensi dan menurunkan harga beli pakan. Jika bahan aku mahal maka tujuan efisiensi tidak tercapai. Sebaiknya bahan baku pakan yang mahal tidak dipergunakan untuk menyusun pakan.
  4. Bahan baku pakan Berkualitas. Banyak sekali bahan baku pakan sisia yang berkualitas yang berasal dari limbah hasil, misalnya ampas tahu, bungkil kelapa, dan lain-lain. Jika bahan baku tersebut jarang  maka dapat dipergunakan bahan baku lainnya yang murah dan berkualitas.
  5. Ketersediaan bahan baku pakan cukup. Untuk menciptkan ketersediaan bahan baku pakan yang kontinyu maka diperlukan adanya stok yang cukup sehingga ayam tidak mengalami keterhambatan pakan akibat dari ketersediaan bahan pakan yang langka. Sebaiknya bahan baku pakan adalah bahan baku yang berasal dari daerah sekitar (local).
  6. Bahan Baku pakan memiliki keragaman dan variasi . Pakan sebaiknya disusun dari bneberapa bahan baku agar setiap bahan pakan memiliki efek substitusi terhadap bahan pakan lainnya, Misalnya jagung dan tepung ikan. Jagung dan bahan baku lainnya yang memiliki karbohidrat yang cukup tinggi, tetapi rendah nprotein. Kedua bahan ini dicampur engan komposisi tertentu, kadar gizinya akan mencapai keseimbangan baru.
MERAMU PAKAN AYAM ARBAIN
Meramu makanan ayam merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki peternak. Dengan kemampuan tersebut selaiun dapat diperoleh makanan ayam yang bermutu, juga memiliki kesanggupan menekan biaya produksi. Mengapa diperlukan kemampuan meramu pakan, padahal ayam buras (ayam kampung) diberikan akanan apa adanya akan dapat bertumbuh dan bertelur. Berikut alasan-alasannya :
  1. Dari tinjauan budidaya Ayam Arbain adalah ayam hasil persilangan keempat jenis ayam maka dengan demikian mempunyai tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan kemampuan bertelur lebih baik dari ayam kampung sehingga diperlukan pakan yang berkualitas. Maka untuk emnghemat pakan yang brkualitas tentunya dibutuhkan keterampilan yang memadai.
  2. Dari tinjauan ekonomis, kanan yang berkualitas tidak berarti harus pakan yang hanya dijual ditoko akan tetapi dapat diramu menggunakan bahan baku local yang banyak tersedia, mudah dan terjamin pengadaannya. Dengan demikian, makanan ayam hasil ramuan sendiri disamping memiliki kesanggupan menekan biaya produksi, juga diperoleh nilai tambah kemampuan menejerial yang mengacu pada kreativitas bagaimana ayam Arbain dapat berproduksi dengan baik.
  3. Dari tinjauan social. Keangupan meramu pakan sendiri yang ekonomis dan bertkualitas akan meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan semangat kewirausahaan yang mandiri untuk mengembangkan usaha akan lebih optimis.
Pakan ayam Arbain dapat berupa campuran pakan ayam aras dengan dedak padi, campuaran konsentrat dengan dedak padi dan jagung, atau membuat pakan komplit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar